SERUAN TOLAK ‘MERAH PUTIH: ONE FOR ALL’ TAYANG DI BIOSKOP

Published:

Film yang nggak berkualitas, nggak layak tayang di bioskop. Standar perfilman kita harus dipertahankan dan ditingkatkan. Jangan cuma karena satu film yang diklaim dibikin buat memompa semangat nasionalisme, lalu kita turunin standar dan kualitas perfilman kita.

Jadi, film *Merah Putih: One For All* dijadwalkan bakal tayang di seluruh bioskop di Indonesia pada 14 Agustus 2025. Tapi itu jadi sasaran kritik dari banyak pihak. Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI), Gunawan Paggaru, bilang setuju bila film *Merah Putih* batal ditayangin di bioskop. Dia menilai, langkah ini perlu diambil supaya industri film nasional bisa belajar dari kejadian ini.

“Saya setuju. Lebih baik dibatalkan supaya kita dapat pelajaran banyak. Dan itu berbahaya buat XXI,” katanya. Gunawan juga khawatir sama nasib para sineas yang udah ngantri lama. Tapi dia mengaku, BPI nggak punya kuasa maksa bioskop batalin penayangan. Semua keputusan ada di tangan pemilik bioskop, katanya. “Tidak ada aturan untuk bisa memaksa mereka untuk tidak memutar yang mana. Itu *decision*-nya di mereka,” katanya. Makanya, dia dorong pemerintah buat bikin regulasi yang lebih jelas.

Kritik serupa datang dari sutradara terkenal, Hanung Bramantyo. Hanung heran kenapa film ini bisa dapet slot tayang. Padahal, katanya, ada lebih dari 200 judul film Indonesia yang ngantri masuk bioskop. “Kenapa buru-buru tayang? Ironisnya, kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantri tayang? Kopet!” tulis Hanung di *story* akun Instagramnya.

Netizen juga kenceng mengkritik penayangan film *Merah Putih* di bioskop. Mereka bahkan bikin seruan tolak tayang. Salah satunya lewat template Instagram Story yang udah dibagikan lebih dari 226 ribu orang. “Film ini adalah sebuah penghinaan terhadap industri kreatif Indonesia. Kualitasnya yang buruk dan penggunaan aset siap pakai menunjukkan inkompetensi,” tulis template Instagram Story itu. “Ini kemunduran besar setelah kita pernah capai standar tinggi lewat film *Jumbo*,” lanjutnya. Jika tetap tayang, tulis template itu, karya ini akan merusak kepercayaan publik dan mencederai perjuangan para animator kita.

“Oleh karena itu, kami mendesak film ini ditarik demi melindungi martabat dan masa depan industri yang susah payah kita bangun bersama,” lanjutnya. Desakan itu viral dan diposting akun X @moviemnfs pada 14 Agustus. Akun itu juga ngumumin film ini udah dihapus dari jadwal tayang semua bioskop Indonesia.

“*Breaking news! Merah Putih: One For All* movie telah dihapus dari jadwal penayangan film di seluruh bioskop Indonesia,” tulis akun itu sambil nunjukin foto bukti pencarian yang hasilnya kosong. Cuitan ini langsung di-*repost* netizen. Cuitan ini udah lebih dari 1 juta kali dilihat.

Tapi, beberapa netizen mengklaim di daerahnya ditayangin di bioskop. Di antaranya di Tangerang, Bogor, Depok. Artinya, nggak semua bioskop batal tayangin film ini. Tapi netizen nggak nyerah. Mereka tetap gencar seruin supaya film ini batal tayang. Bahkan ada yang ngajak boikot film ini.

Kencangnya kritik terhadap film *Merah Putih: One For All* bisa dipahami. Walaupun film ini diklaim mau memompa nasionalisme dan dibuat industri kreatif lokal, tapi penonton, sineas, dan instansi terkait tetap rasional. Yang terpenting buat mereka ya kualitas teknis dan cerita. Itu harga mati yang nggak bisa ditawar-tawar.

Kebanggaan terhadap film Indonesia cuma bisa datang kalau film Indonesia serius digarap dan bener-bener berkualitas. Yuk, bikin bangga industri perfilman Indonesia!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img