Jakarta, PIS – Adi Hidayat kembali membual. Kali ini terkait kepemilikan rumah tempat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan RI. Dia bilang rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56 itu milik seorang pengusaha asal Yaman bernama Syekh Faradj Martak.
Demi proklamasi Indonesia, Faradj merelakan rumahnya digunakan. Tak berhenti di situ, Adi juga bilang Soekarno datang ke dalam kondisi lemas. Karena itulah Faradj memberikan madu Yaman kepada Soekarno pada malam harinya.
Siangnya Bung Karno udah fresh. Cerita Adi ini tidak berdasar fakta sejarah. Sejarawan Asvi Warman Adam menolak klaim Adi. Menurut Asvi, mungkin saja rumah Pegangsaan Timur 56 yang kosong setelah Bung Karno ke Yogya pada 1946 itu sempat dihuni Faradj.
Lalu pada 1950an diserahkan Faradj kepada pemerintah RI. Namun itu tidak berarti pada 1945, pemiliknya adalah Fardj Martak. Rumah Pegangsaan Timur 56 itu milik orang Belanda. Yang diberikan untuk membantu kemerdekaan Indonesia
Menurut Asvi, rumah itu sudah disiapkan Jepang untuk Bung Karno. Soal sakitnya Soekarno versi Adi juga dibantah. Yang memberi obat pada Bung Karno adalah dokter pribadinya, dr. RM. Soeharto. Sontak klaim Adi mendapat komentar dari warganet.
“Haus pengakuan bener ya,” kata seorang warganet. “Seolah-olah ada konspirasi penyangkalan kontribusi muslim, “ katanya. “Kalau yang punya rumah orang Arab, terus kenapa juga,” ucap yang lain. “Lha proklamator dua-duanya muslim kok Mental kalahan! Loser,” tulis warganet lain
Tak berhenti di situ, ada yang bilang Adi chauvinis atau membangga-banggakan kelompoknya sendiri. “Orang kalau udah kena sindrom chauvinis gini, jadinya lucu ya,” tulisnya. Klaim sepihak terkait sejarah Indonesia bukan kali ini dilakukan Adi.
Sebelumnya dia mengklaim Pahlawan Nasional asal Maluku Pattimura beragama Islam. Padahal bukti-bukti sejarah menunjukkan dia seorang beragama Kristen. Sudahlah Adi, gak usah sok jadi ahli sejarah!