Dianggap Pro Palestina, Film Superman Diboikot Israel

Published:

Film terbaru Superman diboikot warga Israel. Gara-garanya jalan cerita film garapan sutradara James Gunn itu dianggap menyudutkan Israel. Sebaliknya, film itu justru dianggap pro pada Palestina. Film itu sendiri bercerita tentang konflik dua negara berkekuatan teknologi tinggi melawan negeri lemah. Boravia adalah negara kuat, berteknologi canggih, dan sekutu Amerika Serikat. Lawannya adalah Jarhanpur, negara kecil, miskin, dengan penduduk mayoritas non-kulit putih yang jadi korban agresi militer Boravia. Superman di film ini berusaha menghentikan invasi Boravia ke Jarhanpur untuk melindungi warga sipil.

Dalam film tidak secara eksplisit menyebut Israel atau Palestina. Tapi pendukung Israel, merasa bahwa Boravia adalah alegori atau perlambangan untuk Israel, sedangkan Jarhanpur mewakili Palestina. Mereka melihat kemiripan dengan konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung, terutama situasi di Gaza. Ini yang membuat sebagian orang, terutama dari komunitas Zionis, geram dan merasa film ini “anti-Israel” dan “pro-Palestina”. Akibatnya, muncul seruan boikot dari warga Israel dan pendukung Zionis di media sosial, terutama di platform X. Seruan boikot itu juga dipicu oleh sikap pemeran utama film itu, David Corenswet yang secara terbuka memberikan dukungan pada Palestina. Ini membuat sebagian warga Israel dan pendukung Zionis marah.

Alasan lainnya adalah simbolisme dan pesan politik film Superman. Selain konflik Boravia-Jarhanpur, film ini juga mengangkat tema pro-imigran. Tema ini yang dikritik oleh politisi konservatif AS, terutama pendukung Donald Trump. Ada juga karakter Lex Luthor, diperankan Nicholas Hoult. Lex Luthor bekerja sama dengan pemimpin Boravia, Vasil Ghurkos, yang dianggap mirip secara fisik dengan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel. Ini memicu spekulasi bahwa film sengaja menggambarkan Israel sebagai antagonis. Banyak pendukung Zionis marah dan menyebut film ini sebagai “propaganda pro-Hamas”.

Namun, banyak juga warganet yang mendukung film ini karena merasa Superman melambangkan nilai-nilai kemanusiaan, anti-genosida, dan keadilan sosial. Konflik Israel-Palestina memang sedang panas, apalagi sejak serangan Israel di Gaza mulai Oktober 2023 lalu. Krisis kemanusiaan di sana juga parah, dengan hampir seluruh penduduk terpaksa mengungsi. Jadi, wajar jika cerita tentang negara kuat yang menyerang negara lemah di film ini langsung diasosiasikan dengan situasi di dunia nyata.

Sutradara, James Gunn, belum memberikan tanggapan terkait semua tuduhan itu. FYI, meski kontroversial, film ini sukses besar di box office. Menurut Variety, sebuah media terkemuka yang meliput industri hiburan global, Superman (2025) menghasilkan 217 juta dolar di akhir pekan pertama penayangannya. Reaksi keras dari pendukung Israel terhadap film Superman ini justru seolah membuktikan kebenaran pesan film tersebut. Jika mereka tidak bersalah, kenapa tersinggung dengan cerita film itu.

Di sisi lain, ini juga kemajuan bagi Hollywood. Selama ini mereka tidak mau bersikap terhadap genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Mudah-mudahan sikap pro Palestina film Superman menjadi tonggak baru sikap Hollywood pada genosida Israel di Palestina. Solidaritas Kita Untuk Palestina!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img