Dituding Pelakor, Arawinda Dihujat Habis-Habisan

Published:

Jakarta, PIS – Artis belia pendatang baru, Arawinda Kirana, sedang menjadi sorotan. Dia dituduh sebagai pelakor yang menjadi penyebab kehancuran rumah tangga sepasang suami istri. Pelakor adalah perebut laki atau suami orang.

Pelakor dianggap perempuan tak terhormat karena mengganggu keharmonisan rumah tangga orang lain. Bahkan ada tudingan lebih rendah dari pekerja seks komersial. Arawinda dikecam karena perilakunya dinilai bertentangan dengan perannya di film ‘Yuni’.

Yuni adalah pelajar SMA yang dituntut menikah di usia muda. Namun ia menolak karena ingin menjadi wanita mandiri dan berpendidikan. Kepiawaian Arawinda memerankan sosok Yuni membuat namanya naik daun.

Banyak piala yang dia sabet. Salah satunya sebagai Pemeran Utama Perempuan Terbaik di piala Festival Film Indonesia (FFI) pada 2021. Dan juga sebagai The Best Actress di The Asian World Film Festival tahun 2021.

Menurut Arawinda, film Yuni adalah simbol emansipasi wanita. Karena itu, ia memiliki kewajiban menyampaikan pesan itu kepada masyarakat. Selain seorang artis, Arawinda juga dikenal sebagai aktivis perempuan.

Bahkan dia didapuk sebagai Kartini masa kini. Isu Arawinda menjadi pelakor berawal dari sebuah akun Instagram @curhatan.cl. Ia bercerita bahwa rumah tangga saudaranya hancur karena orang ketiga.

Ciri-ciri orang ketiga tersebut mengarah kepada Arawinda Kirana. Tudingan pelakor kepada Arawinda menuai hujatan. Banyak warganet yang hanya fokus menyalahkan Arawinda. Mereka enggan menyalahkan dan terkesan memaklumi kesalahan pria selingkuhannya.

Padahal perselingkuhan terjadi karena keterlibatan dua pihak. Si pria seharusnya juga ikut bertanggungjawab atas kesalahan itu. Menurut Sinta Febrina, mahasiswa sosiologi dan kriminologi di Northern Illinois University, Istilah pelakor pada Arawinda dinilai tidak adil.

Istilah itu bias gender dengan menyederhanakan persoalan. Dalam budaya patriarki, perempuan memang dianggap sebagai warga kelas dua dan sering dijadikan kambing hitam.

Sampai-sampai profilnya di Wikipedia diedit dengan tambahan label “pelakor”. INGAT! Perselingkuhan terjadi karena adanya keterlibatan dua pihak. STOP MENGKAMBINGHITAMKAN PEREMPUAN!

 

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img