### Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Tantang TNI Perang sampai Kiamat
Kelompok bersenjata di Papua, yakni Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) makin ngeyel. Bukannya menyelesaikan konflik dengan perdamaian, mereka justru menantang perang TNI. Mereka bilang siap perang sampai kiamat. Pernyataan itu keluar dari juru bicara mereka, Sebby Sambom, pada 8 April lalu. “Kami siap melakukan perang sampai dunia kiamat, jika negara Indonesia tidak mengakui hak kedaulatan orang Papua,” katanya. Bahkan mereka minta semua warga Indonesia, terutama yang bukan asli Papua, untuk pergi dari wilayah yang mereka anggap zona perang. Katanya, perang ini bakal terus jalan, nggak peduli berapa banyak nyawa yang jadi korban.
Dia bilang, perang ini dilakuin sebagai akibat dari kasus penembakan yang terjadi di Kuala Kencana, Timika. Mereka menuduh TNI sebagai pelaku. “Penembakan Pilot Glenn di Distrik Alama-Mimika dan orang asing lainnya serta orang Papua yang dibunuh oleh Militer Pemerintah Indonesia,” katanya. “Itu semuanya dilakukan demi uang,” lanjutnya. Menurut mereka, TNI hadir bukan buat rakyat, tapi buat jaga tambang dan bisnis. Sebby bilang, perang ini nggak akan berhenti sampai pemerintah mau melakukan perundingan internasional. Menurut mereka, cuma itu satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik bersenjata di tanah Papua.
Tuduhan dari kelompok kriminal itu jangan ditelan mentah-mentah ya. Faktanya, selama ini TPNPB-OPM yang jadi biang kerok kerusuhan di Papua. Guru, tenaga kesehatan, bahkan anak-anak jadi korban sasaran tembak mereka. Sekolah dibakar, bandara diserang, warga sipil dipaksa mengungsi. Apa yang mereka lakuin bukan perjuangan. Tapi teror yang nggak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.
Emang betul, Papua punya sejarah konflik yang panjang. Proses integrasi Papua lewat Pepera tahun 1969 masih diperdebatkan sampai sekarang. Rasa ketidakadilan, trauma kekerasan, dan kesenjangan ekonomi juga jadi problem nyata di Papua. Tapi solusi untuk semua problem itu bukan dengan angkat senjata dan bikin warga takut di rumah sendiri. Kedamaian untuk Papua yang diimpikan itu bukan berarti Papua harus lepas dari Indonesia. Damai itu keadilan, kesejahteraan, dan penghentian kekerasan dari semua pihak.
Kalau mau bicara soal jalan keluar, ada banyak opsi yang lebih masuk akal dan manusiawi. Di antaranya gencatan senjata biar warga sipil bisa aman dan dialog terbuka demi membangun Papua bersama. Juga penegakan hukum atas pelanggaran HAM, termasuk dari aparat. Juga insentif lainnya supaya Papua bisa berkembang dan maju, tanpa harus lepas dari Indonesia. Papua itu sah bagian dari Indonesia. Negara wajib hadir memastikan hak-hak masyarakat sipil di Papua benar-benar dilindungi.
Kelompok TPNPB-OPM nggak bisa terus-menerus bersembunyi di balik luka sejarah buat benarkan aksi kekerasan. Jadi, mari sepakat: kita semua mau Papua damai. Semua warga di Papua bisa hidup aman dan bermartabat. Nggak ada lagi cerita warga sipil yang terbunuh dengan alasan apapun. Nggak ada lagi cerita fasilitas umum yang diserang dan dibakar. Kita buktikan bahwa mimpi Papua yang damai dan sejahtera bukanlah omong kosong. Yuk, wujudkan Papua yang benar-benar damai dan sejahtera!