Aksi penolakan Makanan Bergizi Gratis di Papua ternyata ditunggangi separatis di sana loh. Mereka adalah Kelompok Nasional Papua Barat (KNPB). KNPB itu kelompok separatis di Papua yang sejak 1969 melakukan gerakan untuk melepaskan diri dari Indonesia. Keterlibatan KNPB dalam aksi itu diungkap oleh beberapa Kapolres di Provinsi Papua Barat. Di antaranya Kapolres Jayapura AKBP Umar Nasatekay.
Menurut Umar, Ketua KNPB Sentani, Zadrak Lagoan kedapatan memberikan arahan kepada peserta demo serta menyiapkan berbagai alat peraga aksi. Para pelajar yang terlibat dalam aksi tersebut bahkan mengaku hanya menggunakan seragam sekolah untuk terlibat dalam demo. Fakta lain, keterlibatan kelompok KNPB juga diungkap oleh Kapolres Jayapura Kota Kombes Pol Victor Mackbon. Katanya, pihaknya juga mendapat pengakuan dari sejumlah pelajar aksi penolakan terhadap MBG itu disuruh oleh pihak tertentu.
Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu juga menyampaikan hal serupa. Menurut Samuel, pihaknya menemukan sejumlah barang bukti yang menunjukkan keterlibatan kelompok KNPB ini. Barang bukti tersebut antara lain gelang bermotif Bintang Kejora, noken bergambar bendera KNPB, dan selebaran KNPB. “Mereka dikomandoi oleh orang yang ada di luar Nabire,” ucap Samuel.
Pengakuan keterlibatan KNPB juga disampaikan dua pelajar SMA yang terlibat dalam aksi penolakan MBG itu. Katanya, mereka digerakkan oleh Zadrak Lagoan melalui grup media sosial. “Kami lakukan aksi penolakan makanan bergizi dan minta pendidikan gratis diarahkan oleh abang Zadrak,” ucapnya melalui video di Tiktok.
Dalam seminggu terakhir, marak terjadi aksi demonstrasi penolakan terhadap program MBG di Papua. Tercatat aksi digelar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua; Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Lalu di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah. Aksi itu dilakukan anak-anak sekolah dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari SD sampai tingkat perguruan tinggi.
Dalam berbagai aksinya, mereka menyampaikan menolak program makan gratis tapi lebih memilih pendidikan gratis. Salah seorang pelajar di Jayapura, Fernando Ahayon, mengatakan program MBG tidak menjawab kebutuhan riil siswa di tanah Papua. Apalagi, sebagian besar para siswa ini memiliki keluarga petani, nelayan, dan keluarga yang tidak mampu. “Pendidikan gratis adalah solusi yang lebih tepat untuk membantu siswa belajar dengan lebih baik,” ucapnya.
Namun disayangkan, dalam beberapa aksi itu terjadi kerusuhan, yang melibatkan peserta demo dan aparat. Misalnya saat aksi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Dalam aksi itu, sejumlah peserta aksi melakukan pelemparan kepada polisi yang menjaga aksi itu.
Juru Bicara Kepresidenan Hasan Nasbi, merespon aksi unjuk rasa itu. Menurutnya, kalau masyarakat mau berunjuk rasa untuk menyampaikan pendapat ya silahkan aja. Tapi dia menyayangkan kalau aksi itu disertai kekerasan. Hasan juga menganggap sah aja kalo ada pihak yang menolak program MBG. Namun, jangan sampai, itu menghalangi hak-hak orang lain.
MBG adalah salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi anak sekolah. Di berbagai negara, program ini juga telah banyak dilakukan dan berhasil. Semoga di Indonesia juga akan berhasil. Yukk kita kawal terus program MBG!