Jakarta, PIS – Saudara kita di Indonesia timur keren banget. Mereka tuh mayoritas Kristen. Tapi mereka toleran dengan keberadaan masjid. Malah, mereka juga mau gotong royong membangun masjid. Bikin haru kan.
Nah, ada kabar baik dari Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jadi, salah satu desa di sana, sedang dibangun Masjid Aljamil Leuhapu di Mahal II. Warga Katolik dari Stasi Santo Petrus Hobamatan bersama warga Muslim saling membantu membangun masjid.
Berbagai stakeholder juga hadir loh dan ikut bergotong royong dalam kegiatan pada 15 Oktober. Imam masjid Aljamil Leuhapu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut bergotong royong dan para donatur.
Sementara Kepala Desa Mahal ll menyampaikan pesan singkat yang disampaikan Romo Lucius Poya Hobamatan, pastor setempat. “Kita mesti menjadikan kampung kita, Mahal, menjadi laboratorium toleransi,” begitu bunyi pesan singkat Romo Poya.
Kebiasan gotong royong antar umat beragama dalam membangun rumah ibadah, masjid maupun gereja, bukan hal yang asing di NTT. Bisa dibilang, ini sudah jadi tradisi di NTT. Kebiasaan baik itu juga terlihat di Kota Tual, Maluku.
Warga Muslim dan Kristen bersama-sama terlibat dalam renovasi Masjid Raya Al-Hurriyah pada Maret 2016 lalu. Mereka bergotong royong mengecor masjid yang jadi saksi bisu saat pecah konflik agama di Maluku pada 1999.
Ketika berita gotong royong itu viral, banyak komentar positif yang membanjiri. “Buat bangga jadi orang Maluku. Maluku bisa jadi contoh bagi daerah lain,” tulis netizen. “Musuh kita bukan Kristen. Musuh kita bukan Islam. Tapi musuh kita adalah kebodohan. Karena kebodohan, kita gampang diadu domba. Damai itu indah,” tulis netizen yang lain.
Apa yang terjadi di Lembata dan Tual adalah gambaran kecil dari Indonesia yang kita impikan. Yang bisa terbuka untuk bergandengan tangan, tanpa memandang latar agama, ras, dan suku. Mudah-mudahan semangat toleransi menular ke semua daerah lainnya. NTT aja bisa masak kita kalah?
