Saatnya Suporter Sepakbola Indonesia Beradab

Published:

Jakarta, PIS –  Indonesia berduka. Pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober lalu berujung tragedi. Sebanyak 182 orang dikabarkan meninggal dunia. 

Ini jadi tragedi sepakbola dengan korban jiwa terbanyak kedua di dunia. Presiden Jokowi memerintahkan PSSI menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, ikut menyampaikan belasungkawa. “Ini adalah hari yang kelam bagi semua yang terlibat dalam sepak bola,” kata Infantino. Akun Twitter klub-klub besar, seperti Manchester United dan Liverpool, juga ikut menyampaikan belasungkawa.

Apa yang terjadi mengingatkan kita untuk merombak total budaya suporter Indonesia. Selama ini suporter sepakbola Indonesia dikenal sangat bersemangat. Kadang itu menjadikan mereka kreatif. Kadang menjadi agresif.

Di Kanjuruhan, tragedi dimulai oleh aksi brutal sebagian supporter. Mereka marah karena Arema kalah dari Persebaya FC dengan skor 2-3. Dalam pertandingan ini, suporter Persebaya tidak diizinkan datang ke stadion.

Karena itu, ketika para Aremania turun ke lapangan hijau, yang mereka kepung adalah para pemain Arema yang belum keluar stadion. Aremania kecewa karena Arema tidak pernah kalah melawan Persebaya di kandang sendiri selama 23 tahun sejarahnya.

Aparat keamanan gabungan TNI/Polri mencoba menghalau para Aremania agar tidak semakin banyak yang masuk lapangan. Aparat awalnya menembakkan gas air mata secara sporadis. Tapi itu tidak langsung menggetarkan para suporter.

Mereka terus bergelombang berdatangan dan mulai melempari aparat keamanan. Mereka juga berusaha menyerang tim Persebaya yang terpaksa harus dievakuasi keluar stadion. Ini menyebabkan gas air mata semakin gencar ditembakkan.

Ketika gas air mata menjangkau tribun, kepanikan pun melanda penonton. Banyak korban tewas karena terinjak dan tergencet ketika gelombang supporter berlarian keluar stadion. Kondisi semakin buruk karena sejumlah pintu keluar stadion masih terkunci.

Apa yang terjadi di Kanjuruhan sungguh membuat hati masyarakat Indonesia pedih. Ini juga hampir pasti akan direspons Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) dengan keras. Sangat mungkin Indonesia akan di banned’ dari sepakbola internasional selama beberapa waktu.

PSSI dan klub-klub Indonesia harus segera berbenah. Salah satunya adalah mendidik para suporter untuk beradab. Sepakbola adalah olahraga ‘rakyat’, hiburan ‘rakyat’. Sepakbola juga olahraga yang bisa mempersatukan keragaman Indonesia. Harus ada pembenahan serius. Jangan ada lagi korban nyawa dalam sepakbola Indonesia!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img