Salah Soal Trinitas, Buku PPKN Picu Kontroversi

Published:

Jakarta, PIS – Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) untuk SMP kelas tujuh memicu kontroversi. Buku itu dianggap memuat kesalahan fatal mengenai ajaran Kristen Protestan dan Katolik.

Buku PPKn itu diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2021. Yang memicu kontroversi terdapat pada halaman 79.

Pada halaman itu termuat informasi singkat mengenai agama-agama yang diakui di Indonesia. Masalahnya, dalam informasi mengenai Kristen Protestan dan Katolik, terdapat penjelasan yang salah tentang konsep Trinitas.

Mengenai Kristen Protestan ditulis, “Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal atau Trinitas”. Kesalahan serupa juga terdapat pada penjelasan mengenai Katolik.

“Tuhannya sama dengan Kristen Protestan, yakni Trinitas Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus.” Kesalahan dalam buku PPKn itu ramai dibicirakan di sosial media. Belakangan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) merilis pernyataan sikapnya yang ditujukkan kepada Menteri Nadiem.

PGI menyatakan kesalahan mengenai konsep Trinitas dalam buku itu sangat mendasar menurut Protestan. Karena itu, buku itu diminta agar ditarik dari sekolah-sekolah yang sempat menggunakannya dengan penjelasan seperlunya.

Juga disarankan agar muatan kurikulum PPKn tidak menyentuh ranah ajaran, mengingat beragamnya pandangan keagamaan di kalangan umat. Kalaupun harus menjelaskan tentang agama, cukup sejarah ringkas dan aspek nilai-nilai etikanya.

PGI juga mengusulkan agar melibatkan otoritas resmi untuk mengecek naskah yang sedang dikerjakan, terutama terkait Kristen, sebelum diterbitkan. Kemendikbudristek menyatakan sudah menarik kembali buku yang sudah beredar.*

Kemendikbudristek juga berjanji akan memperbaiki muatan buku itu sesuai masukan yang diterima. Apa yang ditulis dalam buku PPKn itu jelas salah. Dalam Protestan maupun Katolik, Trinitas itu bukan merujuk pada Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus.

Melainkan Allah Bapa, Putra, dan Tuhan Roh Kudus. Mudah-mudahan kasus ini jadi pembelajaran penting bagi kita semua. Jangan lagi ada kesalahan di buku ajar.

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img