Paus Fransiskus emang benar-benar pemimpin agama yang jadi teladan soal toleransi ya! Dia nunjukin kalau perbedaan itu sesuatu yang indah dan patut dirayakan. Contohnya, pas dia dengerin Sholawat Badar di pelataran Basilika Santo Petrus, Vatikan, kemarin. Sholawat ini dinyanyiin sanggar Ki Ageng Ganjur dari Yogyakarta yang dipimpin Ngatawi Al-Zastrouw. Zastrouw adalah budayawan dari komunitas Nahdlatul Ulama (NU) yang dulunya pernah jadi juru bicara Presiden Gus Dur.
Sebelum di pelataran Basilika Santo Petrus, sanggar Ki Ageng Ganjur sempet ngadain pentas musik dan dialog lintas iman bareng para pendeta di Dikasteri Dialog Antar Agama, Vatikan. Semua ini bagian dari roadshow internasional Ki Ageng Ganjur yang ke-6!
Nah, pada 4 Desember Sanggar Ki Ageng dapet kesempatan tampil di Vatikan. Kebetulan, tiap hari Rabu emang ada acara rutin audiensi umum bareng Paus Fransiskus. Buat umat Katolik, momen ini penting banget karena Paus nyapa langsung umat dari seluruh dunia. Sebelum Sholawat Badar dibawain, Ki Ageng Ganjur sempet nyanyiin Gendhing Kebo Giro pas Paus belum keluar, sambil ngiringin orang-orang yang mulai berdatangan ke pelataran Basilika. Baru sekitar jam 10.00, Paus keluar dengan mobil terbuka buat nyapa umat. Ki Ageng Ganjur lalu bawain lagu “Heal The World” dari Michael Jackson buat ngiringi perjalanan Paus menuju mimbar.
Setelah audiensi selesai, rombongan Ki Ageng Ganjur diajak naik ke mimbar buat salaman langsung. Setelah foto bareng Paus Fransiskus, mereka lalu minta izin buat bawain Sholawat Badar. Paus langsung setuju dan tersenyum lebar. Yang lebih keren, Pas Sholawat Badar berkumandang, Paus angkat jempol sambil angguk-angguk ngikutin irama sholawatnya. Dubes RI untuk Vatikan, Michael Trias Kuncahyono, bilang alunan Gendhing Kebo Giro dan Sholawat Badar jadi momen bersejarah buat persaudaraan dunia. Sikap Paus Fransiskus keren banget ya. Dia memberi contoh kepada kita bahwa perbedaan itu hal yang biasa, bahkan sebuah anugerah, bukan sebuah ancaman.
Dia juga ngajarin kita buat menghargai nilai-nilai universal kayak cinta, toleransi, dan perdamaian. Soal membangun toleransi dan dialog antara agama, rekam jejak Paus luar bisa. Salah satunya Deklarasi Abu Dhabi pada 2019. Dia bersama bersama Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed el-Tayeb, menandatangani Dokumen tentang Persaudaraan Manusia.
Sebuah dokumen yang menekankan pentingnya perdamaian, persaudaraan, dan dialog lintas iman. Paus juga sering berkunjung ke negara mayoritas Muslim seperti Irak, Yordania, dan baru-baru ini ke Indonesia pada September lalu. Dalam setiap kunjungan, pesan yang dia bawa selalu sama yaitu perdamaian dan persatuan. Paus juga nggak segan mengecam keras Islamofobia, ekstremisme, dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Rekam jejak Paus yang keren ini berangkat dari pandangannya yang inkslusif tentang agama. Menurutnya, semua agama adalah jalan menuju Tuhan. Dia sama sekali tak mengklaim kalau Katolik satu-satunya agama yang bisa menyelamatkan manusia untuk masuk surga. Katanya, semua orang punya caranya sendiri untuk mendekati Tuhan. Paus juga dikenal sebagai sosok yang sangat lantang dalam isu kemanusiaan. Dia mengutuk keras serangan Israel ke Gaza yang menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa.
Paus Fransiskus bener-benar sosok pemimpin yang luar biasa. Tidak hanya bagi umat Katolik, tapi juga untuk seluruh umat manusia. Dengan kesederhanaan dan pandangannya yang inklusif, dia bawa pesan perdamaian melewati batas agama.
Semoga semua pemuka agama di Indonesia bisa menyontoh Paus ya. Yuk, terus jaga kerukunan!